Rumored Buzz on slave
Rumored Buzz on slave
Blog Article
The Preliminary iteration of eighteen U.S.C. § 2257, first handed in 1988, mandated that producers of pornographic media keep information on the age and identification of performers and affix statements as to The situation in the records to depictions. Nonetheless, as an alternative to penalties for noncompliance, the statute made a rebuttable presumption the performer was a minimal.
On the web Training course Platform belajar hukum terbaik secara on the web dan fleksibel dengan materi dan pengajar yang berkualitas, serta kemudahan waktu belajar.
Mereka yang telah diperkosa memiliki infeksi saluran reproduksi yang relatif lebih banyak daripada mereka yang tidak diperkosa.[eighty five] HIV dapat ditularkan melalui pemerkosaan. Menderita AIDS dari pemerkosaan menempatkan seseorang pada risiko menderita masalah psikologis. Menderita HIV melalui pemerkosaan dapat mendorong tingkah laku yang menimbulkan risiko narkoba suntik.
Meskipun risiko ini ada, para korban bisa melakukan langkah pencegahan dengan mengonsumsi kontrasepsi darurat secepatnya. Jika diminum pada 5 hari pertama sejak pemerkosaan terjadi, potensi untuk terjadinya kehamilan bisa dicegah hingga 95%.
Dalam banyak budaya, mereka yang diperkosa memiliki risiko tinggi menderita kekerasan atau ancaman kekerasan tambahan setelah pemerkosaan. Hal tersebut dapat dilakukan oleh pemerkosa, teman, atau kerabat pemerkosa. Hal tersebut dengan maksud bisa untuk mencegah korban melaporkan pemerkosaan. Alasan lain untuk pemberian ancaman tersebut bagi pemerkosa adalah untuk menghukum mereka karena melaporkannya, atau memaksa mereka untuk menarik pengaduan.
Nonetheless, the examine did not prove that there was a causal romance between these type of pornography usage and child sexual abuse.[citation essential] Other very similar studies have also found a correlation in between child molestation and usage of extreme erotic components, but they did not limit the definition of "pornography" or "hardcore sexual stimuli" to child pornography.[66]
” The documentation of the abuse generates a “permanent history with the child’s victimization,” mainly because it is nearly unattainable to remove this content from the world wide web and each time it is looked at and/or shared, it re-traumatizes survivors each time [one]. Children can’t legally consent to sexual activity, and so they can't participate in pornography.
Banyak pemerkosaan tidak mengakibatkan cedera fisik yang serius.[106] Tanggapan medis pertama untuk serangan seksual adalah asesmen lengkap. Asesmen umum ini akan memprioritaskan perawatan cedera oleh staf ruang gawat darurat. Personel medis yang terlibat serta dilatih untuk mengasesmen dan merawat mereka yang diserang atau mengikuti protokol yang ditetapkan untuk memastikan privasi dan praktik perawatan terbaik. Persetujuan informasi selalu diperlukan sebelum perawatan kecuali orang yang diserang tidak sadarkan diri, mabuk atau tidak memiliki kapasitas psychological untuk memberikan persetujuan.
Tuduhan palsu pemerkosaan adalah pelaporan pemerkosaan di mana tidak ada pemerkosaan yang terjadi. Sulit untuk menilai prevalensi sebenarnya dari tuduhan pemerkosaan palsu, tetapi umumnya disepakati oleh para akademisi bahwa tuduhan palsu pemerkosaan sekitar two% sampai ten%.
Professor Eric Foner discusses essential men and women and events within the historical past of your Underground Railroad. He describes how slaves escaped to independence with guidance from anti-slavery activists.
Dampak fisik dari pemerkosaan mungkin dapat sembuh lebih cepat daripada dampak psikologis. Oleh karena itu, peran keluarga, kerabat, dokter maupun terapis menjadi kunci penting dalam membantu proses penyembuhan dan pemulihan para korban pemerkosaan.
Historians and gurus analyze the American process of racialized slavery along with the hypocrisy it relied on to function.
Judith Butler mentioned in 1990 that, in light-weight of The brand new 20th pemerkosaan century guidelines concerning child pornography, the pretty act of speaking of child pornography has intensified its erotic influence, bringing about an "eroticization of prohibition".
Organisasi kesehatan dan banyak lembaga juga telah memperluas pemerkosaan melampaui definisi tradisional. Globe Overall health Group (WHO) mendefinisikan pemerkosaan sebagai bentuk kekerasan seksual,[23] Organisasi Kesehatan Dunia mengartikan pemerkosaan sebagai "penetrasi vagina atau anus dengan menggunakan penis, anggota-anggota tubuh lain atau suatu benda -- bahkan jika dangkal -- dengan cara pemaksaan baik fisik atau non-fisik." sedangkan Facilities for Disorder Regulate and Prevention (CDC) memasukkan pemerkosaan dalam definisi serangan seksual mereka; mereka menyebut pemerkosaan merupakan suatu bentuk kekerasan seksual. CDC mencantumkan tindakan lain selain dari aktivitas seksual yang memaksa dan non-konsensual yang merupakan pemerkosaan maupun yang tidak merupakan pemerkosaan, beberapa diantaranya yang termasuk pemerkosaan adalah penyerangan seksual yang difasilitasi oleh obat, tindakan di mana seorang korban dibuat untuk mempenetrasi pelaku kejahatan atau orang lain, kejadian keracunan di mana korban tidak dapat melakukannya persetujuan (karena ketidakmampuan atau tidak sadar), penetrasi paksa secara fisik yang terjadi setelah seseorang ditekan secara verbal (dengan intimidasi atau penyalahgunaan wewenang untuk memaksa untuk menyetujui), menuntaskan atau mencoba penetrasi paksa korban melalui kekuatan fisik yang tidak diinginkan (termasuk menggunakan senjata atau mengancam untuk menggunakan senjata).